Prevalensi, Profil dan Faktor Resiko pada Penderita Kolitis Ulseratif di Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar, Malang
Syifa Mustika, Nanik Triana
Division of Gastroentero-hepatology, Department of Internal Medicine, Faculty of Medicine, Brawijaya University/ Dr. Saiful Anwar General Hospital, Malang
ABSTRAK
Latar belakang: Prevalensi kolitis ulseratif (KU) di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta pada 1991- 1995 mencapai 2,5%. Kejadian penyakit ini pada laki-laki maupun perempuan pada umumnya berimbang, atau terkadang sedikit lebih banyak pada perempuan. Pola usia penderita penyakit ini bimoda, dengan puncak pada rentang usia 15-25 tahun dan 55-65 tahun, meskipun dapat terjadi pada berbagai kalangan usia. Etiologi pasti dari KU tidak diketahui secara pasti. KU erat kaitannya dengan interaksi lingkungan (merokok, pola makan, penggunaan OAINS), genetic dan faktor imunoregulator. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi prevalesni, profil serta faktor resiko dari kolitis ulseratif di Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar, Malang.
Metode: Penelitian ini adalah uji analisis survei retrospektif menggunakan rekam medis dari 2170 pasien yang menjalani kolonoskopi di Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar, Malang, sejak Januari 2010 hingga Desember 2014. Variabel yang dianalisis adalah kondisi demografis (usia, jenis kelamin), gambaran klinis, gaya hidup serta diagnosis berdasarkan prosedur kolonoskopi.
Hasil: Total pasien yang mengalami KU adalah 176 pasien. Prevalensi KU sepanjang 2010-2014 adalah 8,2% di Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar, Malang. Ada kesamaan prevalensi pada laki-laki dan perempuan, yakni 95 pasien (53,4%) dan 81 pasien (46,6%) secara berurutan. Rerata usia pasien dengan KU adalah 41,6 tahun. Sebagian besar pasien mengalami gejala nyeri abdomen (32,90%) dan penurunan berat badan (42,1%). Diagnosis berdasarkan pemeriksaan kolonoskopi adalah pankolitis (36%), proktosigmoiditis/proktitis (31,81%), dan kolitis sisi kiri (21,9%0. Faktor risiko KU yang berhasil diidentifikasi pada penelitian ini adalah merokok, penggunaan OAINS/obat tradisional, diet berserat. Mayoritas penderita KU pada penelitian ini adalah bukan perokok (75%) tidak menggunakan OAINS/obat tradisional (60,22%), dan jarang mengonsumsi serat (36,93%). Terdapat korelasi signifikan antara frekuensi konsumsi serat dengan KU (r=-0,106; p=0,000).
Simpulan: Prevalensi KU adalah 8,2% pada rumah sakit kami, dengan persebaran yang seimbang antara laki-laki dan perempuan, dan usia rerata 41,6 tahun. Pasien memiliki berbagai gejala klinis, tersering adalah nyeri abdomen dan berat badan turun. Diagnosis yang paling sering dijumpai adalah pankolitis, proktosigmoiditis/ proktitis, dan kolitis sisi kiri. Terdapat korelasi signifikan antara konsumsi serat dengan KU (r=-0,106; p=0,000).
Kata Kunci: kolitis ulseratif, prevalensi, profil, faktor risiko
Indones J Gastroenterol Hepatol Dig Endosc Vol.17, No.1, April 2016 (NASKAH LENGKAP)