Larangan Makan Pedas saat Sahur dan Berbuka, Mitos atau Fakta?
Selama bulan Ramadhan, banyak terdengar anjuran diet makanan agar tetap sehat selama berpuasa, salah satunya adalah anjuran menghindari konsumsi makanan pedas. Anjuran ini bertujuan agar tidak terjadi gangguan pencernaan atau mulas saat berpuasa. Namun apakah anjuran ini sesuai dengan anjuran dokter?
Konsultan saluran cerna RSCM/FK UI, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD, K-GEH, MMB, FACP, FINASIM menjelaskan bahwa sebenarnya konsumsi sambal atau cabai yang menjadi bahan makanan tak terpisahkan bagi sebagian besar masakan Indonesia ini tidak perlu dihentikan sama sekali, hanya perlu dikurangi. Hal ini mengingat kandungan zat gizi yang tinggi pada cabai. Cabai mengandung serat, vitamin khususnya vitamin C, vitamin A, mineral, antioksidan dan capsaisin. Capsaisin bermanfaat untuk meningkatkan nafsu makan, merangsang buang air besar, serta bersifat analgetik sehingga dapat membantu mengurangi sakit kepala. Capsaisin yang merupakan sumber rasa pedas ini juga dapat meningkatkan metabolism tubuh sehingga proses pembakaran kalori dapat terselesaikan lebih baik.
Oleh karena itu, selama tidak memiliki gangguan pencernaan seperti maag, diare, atau lainnya, cabai diperbolehkan untuk dikonsumsi selama masih dalam batas aman/tidak berlebihan. Cabai justru berperan membantu memperlancar buang air besar yang terkadang menjadi lebih sulit karena kurangnya aktivitas fisik dan minum saat berpuasa. Selain itu, kandungan vitamin dan mineral yang tinggi pada cabai juga berguna sebagai asupan dalam tubuh.
Salam sehat.
Sumber:
http://www.jawapos.com/kesehatan/health-issues/05/05/2019/tak-boleh-makan-pedas-saat-sahur-dan-berbuka-mitos-atau-fakta/
Ilustrasi: freepik.com