Kerusakan Mukosa Gastroduodenal pada Pengguna Aspirin Dosis Rendah Jangka Panjang Serta Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Franciscus Ari* , Ari Fahrial Syam**, Dadang Makmun**, Suhendro***
*Department of Internal Medicine, Faculty of Medicine, Universitas Indonesia/ Dr. Cipto Mangunkusumo General National Hospital, Jakarta
**Division of Gastroenterology, Department of Internal Medicine, Faculty of Medicine, Universitas Indonesia/ Dr. Cipto Mangunkusumo General National Hospital, Jakarta
***Division of Tropical and Infectious Disease, Department of Internal Medicine, Faculty of Medicine, Universitas Indonesia/ Dr. Cipto Mangunkusumo General National Hospital, Jakarta
ABSTRAK
Latar belakang: Aspirin dosis rendah adalah obat profilaksis kejadian kardiovaskular yang paling sering digunakan. Efek samping gastroduodenal sering terjadi pada penggunaan aspirin jangka panjang, bahkan pada dosis yang sangat rendah (10 mg/hari). Saat ini angka kejadian kerusakan mukosa gastroduodenal akibat penggunaan aspirin dosis rendah jangka panjang di Indonesia belum diketahui.
Tujuan: Mengetahui besarnya prevalensi dan gambaran endoskopi kerusakan mukosa gastroduodenal pada pengguna aspirin dosis rendah jangka panjang pada pasien yang berobat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), serta faktor-faktor yang mempengaruhi.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain potong lintang. Sampel penelitian adalah pasien poliklinik dan ruang perawatan RSCM usia ≥ 18 tahun yang mengkonsumsi aspirin dosis rendah (75-325 mg) lebih dari 28 hari. Didapatkan 95 subjek penelitian melalui metode konsekutif dalam periode Desember 2015 hingga April 2016. Pasien dilakukan anamnesis, pemeriksaan endoskopi saluran cerna atas, dan pemeriksaan histopatologi untuk menilai adanya infeksi Helicobacter pylori. Temuan endoskopi berupa erosi mukosa dan ulkus peptikum dimasukkan ke dalam kelompok kerusakan mukosa. Data diolah untuk memperoleh proporsi, analisis bivariat (uji Chi-square), dan analisis multivariat (uji regresi logistik).
Hasil: Kerusakan mukosa gastroduodenal ditemukan pada 49 subjek (51,6%; 95% CI: 41,6-61,7%), dengan gambaran erosi mukosa pada 38 subjek (40%; 95% CI: 30,2-49,9%) dan ulkus peptikum pada 11 subjek (11,6%; 95% CI: 5,2-18,0%). Hanya 44.9% pasien dengan kerusakan mukosa gastroduodenal yang memiliki keluhan dispepsia. Kombinasi antitrombotik meningkatkan risiko terjadinya kerusakan mukosa dengan OR = 3,3 (95% CI: 1,3-8,5). Sedangkan penggunaan obat golongan proton pump inhibitors (PPI) menurunkan risiko kerusakan mukosa (OR = 0,2; 95% CI: 0,04-0,60).
Simpulan: Kerusakan mukosa gastroduodenal terjadi pada lebih dari separuh pasien yang menggunakan aspirin dosis rendah jangka panjang. Kombinasi anti-trombotik meningkatkan risiko kerusakan mukosa. Sedangkan penggunaan PPI efektif dalam menurunkan risiko tersebut.
Keywords: aspirin dosis rendah, kerusakan mukosa gastroduodenal, endoskopi
Indones J Gastroenterol Hepatol Dig Endosc Vol.17, No.3, Desember 2016 (NASKAH LENGKAP)