Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD, K-GEH, MMB, FACP, FACG, konsultan gastroentero hepatologi, menjelaskan bahwa pada prinsipnya ketika seseorang mengalami buang air besar berdarah hal pertama yang harus dilakukan adalah tenang dan jangan panik. Setelah tenang, disarankan untuk berbaring. Jangan melakukan aktivitas terlebih dahulu karena belum tahu seberapa banyak perdarahan yang terjadi dan seberapa banyak yang terserap. Jika perdarahan berhenti setelah berbaring, kemungkinan penyebabnya adalah wasir.

BAB berdarah juga bisa disebabkan karena mengalami wasir kemudian mengenai pembuluh darah besar sehingga terjadi perdarahan massif atau diverticulitis (peradangan atau infeksi yang terjadi pada verticula, yaitu kantung-kantung yang terbentuk disepanjang saluran pencernaan, terutama di usus besar).

Perdarahan pada saat buang air besar juga bisa disebabkan oleh berbagai hal seperti, anal fissures (retakan kecil yang menyakitkan di anus), bowel infection, bowel cancer, colorectal polyps, IBD, fistula (pembukaan abnormal pada rectum atau anus), prolapse (Ketika bagian rectum keluar dari anus), dan cedera.

Pemeriksaan apa yang digunakan untuk mengetahui penyebab BAB berdarah?

Pemeriksaan yang dilakukan dipilih berdasarkan usia, gejala, dan rekam medis pasien. Pemeriksaan yang mungkin dilakukan antara lain rectal examination, anoskopi, sigmoidoskopi, kolonoskopi, dan gastroskopi.

Bagaimana cara mengobati BAB berdarah?

Perawatan untuk BAB berdarah disesuaikan dengan penyebabnya. Jika BAB berdarah disebabkan oleh wasir atau fisura anus penangannya bisa berupa perubahan gaya hidup atau pola makan. Jika BAB berdarah disebabkan oleh perdarahan, misalnya penyakit diverticular maka pasien mungkin memerlukan pembedahan.

Ketika mengalami BAB berdarah, sebaiknya periksakan diri ke dokter untuk melihat kemungkinan penyebabnya dan penangan yang tepat.

Sumber:

Jangan Panik, Coba Kenali Penyebab BAB Berdarah – Info Sehat FKUI

Blood in stool | healthdirect

Sumber gambar: Getty Images