ENDOSCOPIC SUBMUCOSAL DISSECTION (ESD)
Jika terdapat tumor atau lesi awal mukosa saluran cerna, dokter mungkin akan merekomendasikan untuk mengangkatnya dengan prosedur yang disebut endoscopic submucosal dissection (ESD).
Apa itu endoscopic submucosal dissection (ESD)?
Endoscopic submucosal dissection (ESD) merupakan prosedur terapeutik minimal invasif untuk mengangkat polip yang besar atau lesi kanker awal saluran cerna dengan menggunakan endoskop. Kata “submucosal dissection” bermakna bahwa prosedur ini dilakukan dengan memotong daerah submukosa untuk mendapatkan spesimen lesi mukosa saluran cerna.
Gambar 1. Steps in the ESD procedur
(sumber gambar: Lambin, T et al., 2021)
ESD merupakan teknik endoskopi yang dilakukan dengan cara penyuntikan larutan ke lapisan submukosa, diikuti dengan diseksi di sekitar dan di bawah lesi, dengan pemisahan lapisan submukosa menggunakan pisau elektrokauteri. Teknik ESD memungkinkan endoskopis untuk memvisualisasikan dan mengontrol kedalaman diseksi. ESD memberikan kemampuan kepada endoskopis untuk mengangkat tumor superfisial besar dalam satu potongan.
Langkah-langkah dalam Prosedur ESD:
a. Menandai lesi.
b. Injeksi submukosa.
c. Sayatan mukosa melingkar (teknik asli).
d. Diseksi submukosa.
Siapa saja yang membutuhkan ESD?
Prosedur ESD dapat digunakan untuk mengobati tumor awal dan lesi:
– Kanker stadium awal atau polip usus, termasuk kanker kolorektal, kanker lambung, dan kanker esofagus.
– Tumor esofagus, lambung, atau usus yang belum masuk ke lapisan lebih dalam dari dinding saluran pencernaan.
Prosedur ESD dalam kasus-kasus tersebut dapat membantu meminimalkan risiko penyebaran kanker. ESD juga dapat membantu dalam menentukan tahap kanker saluran pencernaan (menentukan penyebarannya) untuk selanjutnya menentukan rencana pengobatan yang sesuai.
Persiapan untuk ESD
Persiapan yang mungkin dilakukan sebelum menjalani prosedur ESD, diantaranya:
– Untuk prosedur saluran pencernaan bagian atas: puasa makan dan minum selama 12 jam sebelum prosedur, untuk memastikan saluran cerna atas bersih dari makanan.
– Untuk prosedur saluran pencernaan bagian bawah: melakukan diet cair ditambah laksatif atau enema untuk membersihkan usus.
Setelah prosedur ESD dilakukan, pasien akan dipantau di ruang pemulihan sembari menunggu efek sedatif mereda. Selama pemulihan pasien mungkin akan mengalami sakit tenggorokan, mual atau muntah, dan kembung. Sementara, komplikasi seperti perdarahan dan perforasi merupakan peristiwa yang jarang terjadi.
*Informasi dalam artikel ini telah ditinjau kembali oleh dr. Rabbinu Rangga Pribadi, SpPD, K-GEH, FINASIM (Konsultan Gastroenterohepatologi)
Ilustrasi cover:
Getty images
Sumber:
-
Harlow C, Sivananthan A, Ayaru L, Patel K, Darzi A, Patel N. Endoscopic submucosal dissection: an update on tools and accessories. Ther Adv Gastrointest Endosc. 2020 Sep 28;13:2631774520957220. doi: 10.1177/2631774520957220. PMID: 33089213; PMCID: PMC7545765.
-
Lambin T, Rivory J, Wallenhorst T, Legros R, Monzy F, Jacques J, Pioche M. Endoscopic submucosal dissection: How to be more efficient? Endosc Int Open. 2021 Nov 12;9(11):E1720-E1730. doi: 10.1055/a-1554-3884. PMID: 34790536; PMCID: PMC8589544.
-
Nagar, A.B. (2017). Endoscopic Submucosal Dissection. In: Romanelli, J., Desilets, D., Earle, D. (eds) NOTES and Endoluminal Surgery. Clinical Gastroenterology. Springer, Cham. https://doi.org/10.1007/978-3-319-50610-4_4
-
Johns Hopkins Medicine. Endoscopic Submucosal Dissection. Retrivied from https://www.hopkinsmedicine.org/health/treatment-tests-and-therapies/endoscopic-submucosal-dissection