
Rekomendasi PEGI untuk Keamanan Tindakan Endoskopi Saluran Cerna Selama Wabah Mpox
Artikel yang berjudul “Best Practice of Gastrointestinal Endoscopy during Mpox Upsurge: An Indonesian Society for Digestive Endoscopy Recommendation” disusun oleh dr. Rabbinu Rangga Pribadi, SpPD, K-GEH; dr. Ahmad Fariz Malvi Zamzam Zein, SpPD, FACP; dr. Raisa Wibowo, Dr.dr. Achmad Fauzi, SpPD, K-GEH; Prof. dr. Abdul Aziz Rani, SpPD, K-GEH; Prof. dr. Marcellus Simadibrata, PhD, SpPD, K-GEH, FACG, FASGE; Prof. Dr. dr. Dadang Makmun, SpPD, K-GEH, FACG; Prof. Dr. dr. Murdani Abdullah, SpPD, K-GEH, FACG, FASGE; Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, MMB, SpPD, K-GEH, FACP, FACG; Prof. dr. M. Miftahussurur, MKes, SpPD, K-GEH, PhD; dr. Agasjtya Wisjnu Wardhana, SpPD, K-GEH; dr. Amanda Pitarini Utari, SpPD, K-GEH; Dr. dr. A.M Luthfi Parewangi, SpPD, K-GEH; dr. Arles, SpPD, K-GEH; dr. Arnelis, SpPD, K-GEH; dr. B. Jimmy Waleleng, SpPD, K-GEH; Dr. dr. Bogi Pratomo Wibowo, SpPD, K-GEH; Dr. dr. Fauzi Yusuf, SpPD, K-GEH, FACG, FACP; Dr. dr. Hasan Maulahela, SpPD, K-GEH; Dr. dr. Hery Djagat Purnomo, SpPD, K-GEH; Prof. Dr. dr. IDN Wibawa, SpPD, K-GEH, FACG; dr. Ignatia Sinta Murti, SpPD, K-GEH; dr. Indra Marki, SpPD, K-GEH; Dr. dr. Kaka Rinaldi, SpPD, K-GEH; Dr. dr. Masrul Lubis, SpPD, K-GEH; Dr. dr. M. Begawan Bestari, MKes, SpPD, K-GEH, FACG, FASGE; dr. M. Firhat Idrus, SpPD, K-GEH; dr. Pieter Saragih, SpPD, K-GEH; dr. Putut Bayupurnama, SpPD, K-GEH; dr. Ruswhandi, MH, SpPD, K-GEH, dr. Saskia Aziza Nursyirwan, SpPD, K-GEH, dr. Suyata, SpPD, K-GEH; Dr. dr. Titong Sugihartono, SpPD, K-GEH; Dr. dr. Triyanta Yuli Pramana, SpPD, K-GEH; dr. Virly Nanda Muzellina, SpPD, K-GEH; dr. Yustar Mulyadi, SpPD, K-GEH dalam bahasa inggris dan telah dipublikasikan dalam journal Clinical Endoscopy pada tanggal 30 Juli 2025.
Penyusunan rekomendasi ini dilatarbelakangi oleh meningkatnya kasus Mpox secara global. Kondisi ini memunculkan kekhawatiran akan potensi penularan virus melalui prosedur medis invasif seperti endoskopi saluran cerna. Meskipun belum ditemukan kasus transmisi langsung melalui prosedur endoskopi, para ahli menyoroti risiko penularan melalui droplet pernapasan, kontak dengan mukosa, serta kontaminasi alat medis yang dapat bertindak sebagai fomite.
Risiko penularan nosokomial menjadi perhatian serius, terutama karena prosedur endoskopi melibatkan kontak erat antara tenaga kesehatan dan pasien, serta penggunaan alat yang berulang. Kekhawatiran ini berlaku baik di wilayah endemik maupun non-endemik, sehingga protokol pencegahan dan pengendalian infeksi harus diperkuat.
Artikel ini menawarkan serangkaian rekomendasi praktis untuk menjamin keamanan prosedur endoskopi, mulai dari penilaian pra-tindakan, penggunaan alat pelindung diri (APD) secara tepat, prosedur disinfeksi pasca tindakan, hingga urgensi vaksinasi bagi tenaga medis yang berisiko tinggi. Dengan menerapkan protokol ini, endoskopi gastrointestinal tetap dapat dilakukan secara aman dan efektif jika terjadi peningkatan kasus Mpox, bahkan di tengah situasi wabah sekalipun.
Bagi praktisi medis, pengelola rumah sakit, serta pengambil kebijakan, artikel ini menjadi sumber referensi penting untuk memperkuat kesiapsiagaan terhadap potensi penularan Mpox dalam layanan kesehatan.
Baca artikel lengkapnya di jurnal Clinical Endoscopy melalui tautan berikut: https://doi.org/10.5946/ce.2024.294