Pilihan Pengobatan Sindrom Lemmel: Studi Kasus Ikterus Obstruktif Jinak pada Lanjut Usia

Abigail Prasetyaningtyas*, Perdana Aditya Rahman* , Aru Wisaksono Sudoyo**, Achmad Fauzi***

*Department of Internal Medicine, Faculty of Medicine University of Indonesia/Dr. Cipto Mangunkusumo General National Hospital, Jakarta

**Division of Hematology and Medical Oncology, Department of Internal Medicine Faculty of Medicine, University of Indonesia/Dr. Cipto Mangunkusumo General National Hospital, Jakarta

***Division of Gastroenterology, Department of Internal Medicine, Faculty of Medicine University of Indonesia/ Dr. Cipto Mangunkusumo General National Hospital, Jakarta

 

ABSTRAK

Sindrom Lemmel, yang juga dikenal sebagai divertikulum duodenum ikterus obstruktif, merupakan penyebab yang jarang dari ikterus obstruktif jinak yang harus dipikirkan dalam diagnosis diferensial obstruksi bilier dengan divertikula periampula, saat tidak ditemukannya cholelithiasis atau obstruksi lainnya. Mendiagnosis sindrom Lemmel merupakan suatu tantangan, tetapi menemukan kondisi ini penting untuk menghindari salah dalam penatalaksanaan pasien dan hal ini dimulai dengan identifikasi divertikula periampula, ketika membaca setiap pencitraan saluran empedu. Divertikula periampula seringkali salah diinterpretasi sebagai tumor periampula, batu empedu, atau pseudokista pankreas. Pasien simptomatik dapat ditatalaksana dengan endoskopi dalam kebanyakan kasus, akan tetapi dalam kasus-kasus tertentu tetap diperlukan manajemen bedah.

Dalam laporan kasus ini, kami melaporkan seorang pasien dengan ikterus obstruktif jinak yang disebabkan oleh sindrom Lemmel, yang berhasil diterapi dengan dengan sphincterotomi endoskopi. Seorang wanita 67 tahun datang ke gawat darurat dengan keluhan utama ikterus. Pasien ini didiagnosa memiliki ikterus obstruktif yang disebabkan oleh massa duodenum, kenaikan enzim transaminase yang dicurigai disebabkan oleh kerusakan hati akibat obat, hipertensi (terkontrol), dan iskemia koroner anterior yang luas. Endoskopi retrograde cholangiopancreatografi (ERCP) menunjukkan divertikulum raksasa multipel pada bagian kedua dari duodenum, stenosis saluran empedu umum distal dengan kompresi divertikulum luminal tambahan sebagai diagnosis diferensial. Endoskopi ultrasonografi dilakukan untuk mengekslusi tumor periampula, yang menyebabkan stenosis distal CBD akibat kompresi dari beberapa divertikula periampula. Sphinterektomi endoskopi dilakukan dan stent diangkat. Evaluasi lebih lanjut dari limfadenitis TB direncanakan dalam rawat jalan. Setelah satu bulan follow-up, tidak ada jaundice yang muncul kembali.

Bagikan: