Kapan Pasien GERD Perlu Endoskopi?

Gastroesophageal reflux disease (GERD) atau penyakit refluks gastroesofagus adalah kondisi ketika asam lambung naik ke kerongkongan. Gejala yang paling sering dirasakan antara lain rasa terbakar di dada (heartburn), regurgitasi atau rasa asam/makanan yang kembali ke mulut, serta rasa tidak nyaman di ulu hati.

Sebagian besar kasus GERD dapat membaik dengan perubahan gaya hidup dan penggunaan obat, terutama golongan proton pump inhibitor (PPI). Namun, pada situasi tertentu, pemeriksaan endoskopi perlu dilakukan untuk memastikan diagnosis sekaligus mendeteksi kemungkinan komplikasi.

Endoskopi tidak selalu diperlukan pada semua penderita GERD. Pemeriksaan ini lebih diutamakan pada pasien dengan kondisi berikut:

  1. Muncul gejala peringatan (red flag symptoms), seperti:
    • Sulit atau nyeri saat menelan (disfagia, odinofagia)
    • Penurunan berat badan tanpa sebab jelas
    • Anemia (misalnya akibat perdarahan saluran cerna)
    • Muntah berulang atau muntah darah
    • Buang air besar berwarna hitam atau berdarah
    • Gejala baru muncul pada usia di atas 50 tahun
  2. Kondisi tidak membaik meski sudah mendapat terapi obat optimal.
  3. Pasien dengan risiko tinggi Barrett’s esophagus atau kanker esofagus, misalnya GERD kronis dengan faktor risiko seperti obesitas, riwayat merokok, atau ada anggota keluarga dengan kanker esofagus.
  4. Kecurigaan adanya komplikasi seperti striktur esofagus, esofagitis berat, atau lesi prakanker/kanker.

Pada pasien muda dengan gejala GERD khas tanpa gejala peringatan, endoskopi biasanya belum diperlukan dan terapi awal cukup dilakukan dengan obat serta modifikasi gaya hidup.

Endoskopi merupakan pemeriksaan penting untuk menilai kondisi esofagus pada pasien GERD, tetapi tidak otomatis harus dilakukan pada semua orang. Pemeriksaan ini sangat bermanfaat bila ada gejala peringatan, gejala tidak membaik dengan obat, atau adanya faktor risiko kanker esofagus. Dengan endoskopi yang tepat waktu, komplikasi serius dapat dideteksi lebih dini dan ditangani dengan lebih efektif.

Artikel ini telah direview oleh dr. Rabbinu Rangga Pribadi, SpPD, K-GEH, FINASIM


Sumber Gambar: Getty Images

Referensi:

Desai, Madhav et.al. American Society for Gastrointestinal Endoscopy guideline on the diagnosis and management of GERD: summary and recommendations, Gastrointestinal Endoscopy, Volume 101, Issue 2, 2025, Pages 267-284.

Mayo Clinic. Gastroesophageal reflux disease (GERD) – Symptoms & Causes [internet]. Mayo Clinic; 2025 Apr 23 [cited 2025 oct 2]. Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/gerd/symptoms-causes/syc-20361940

Bagikan: