ENDOSCOPIC ULTRASOUND, LEBIH DETAIL DETEKSI GANGGUAN SALURAN CERNA

Endoscopic Ultrasound (EUS) sebenarnya sudah ada sejak lama, hanya saja jarang digunakan. Menurut Prof. Dr. dr. Rino Alvani Gani, SpPD, K-GEH, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastroenterologi Hepatologi, penggunaan EUS dapat memudahkan dokter dalam menilai detail masalah yang terjadi di saluran cerna.

Jika dibandingkan dengan penggunaan alat USG di perut atau kulit, untuk sampai ke organ-organ perut seringkali harus melewati udara atau gas yang menutupi organ tersebut. Akibatnya pancaran ultrasound yang dikeluarkan dari atas perut tidak bisa mencapai organ tersebut secara baik. Sehingga tidak bisa melihat dengan baik organ-organ tersebut.

Siapapun bisa mendapatkan tindakan ini, karena tidak ada batasan umur untuk tatalaksana EUS. Berikut penjelasan lebih lengkap mengenai EUS oleh Prof. Dr. dr. Rino Alvani Gani, SpPD, K-GEH.

Proses Endoscopic Ultrasound 

EUS dilakukan untuk menganalisis, evaluasi, dan menilai gangguan saluran cerna yang tidak bisa dilihat dengan menggunakan endoskopi atau pun USG. Seperti mendeteksi penyebaran kanker atau tumor, terapi mengalirkan cairan pankreas ke usus, hingga ablasi tumor.

EUS banyak digunakan untuk penyakit hati dan empedu. EUS juga paling membantu dalam penanganan kasus-kasus yang melibatkan pankreas, karena lokasi pankreas yang terletak sangat jauh di dalam perut. Sehingga akan sangat sulit jika melakukan evaluasi menggunakan alat USG biasa maupun CT scan.

Adapun yang terjadi selama proses endoskopi ultrasound, pasien akan dibuat tidak sadarkan diri. Durasi tindakan tergantung dengan tujuan dilakukannya pemeriksaan EUS, untuk diagnostik waktu yang dibutuhkan sekitar 15 – 20 menit dan untuk tindakan seperti biopsi akan membutuhkan waktu lebih panjang sekitar 1- 2 jam.

Bagi pasien yang masih berusia muda, tidak ada persiapan khusus yang perlu dilakukan. Namun, bagi pasien yang usianya di atas 40 tahun, maka harus dipastikan jantung dalam keadaan baik, pembekuan darah bagus, dan jika sedang melakukan terapi pengenceran darah perlu dihentikan terlebih dulu.

Efek Samping Endoscopic Ultrasound

Efek samping yang ditimbulkan dari tindakan EUS tidak jauh berbeda dengan tindakan endoskopi. Seperti pendarahan atau sumbatan di saluran napas. Namun, kemungkinan risiko tersebut terjadi sangat kecil, karena alat sudah didesain dengan baik.

Jika tindakan yang dilakukan hanya diagnostik menggunakan EUS, efek sampingnya sangat-sangat minim. Sementara, jika dilakukan tindakan terapeutik seperti tusukan di pankreas, ada risiko pendarahan atau peradangan. Tetapi persentase kejadian tersebut relative kecil dibandingkan tindakan operasi.


Sumber:

https://health.grid.id/read/353329836/inilah-endoskopi-ultrasound-lebih-detail-deteksi-gangguan-cerna?page=all

Sumber Gambar: Getty Images

Bagikan: