Dr. Agasjtya Wisjnu Wardhana Bahas Strategi Penanganan Penyakit Gastro di Era Industri 4.0 pada INAHEF 2024
Jakarta, 19 September 2024 – Dr. Agasjtya Wisjnu Wardhana, SpPD, K-GEH, FINASIM, Konsultan Gastroenterohepatologi, menjadi narasumber pada topik Permasalahan dan Strategi Penanganan Penyakit Gastro di Era Industri 4.0 dalam Seminar Perencanaan Penanganan Penyakit Uronefro, Hepa, Gastro, dan Diabetes Melitus di Era Industri 4.0. Seminar ini merupakan bagian dari International Healthcare Engineering Forum (INAHEF) 2024 yang diselenggarakan di SMESCO Indonesia.
INAHEF 2024 merupakan forum yang diinisiasi oleh Kantor Staf Presiden (KSP) dan didukung oleh Bappenas, Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Kementerian Perindustrian (Kemenperin), serta Badan Standardisasi Nasional (BSN), bertujuan untuk membahas tantangan dan inovasi di sektor kesehatan. Acara ini diselenggarakan oleh Perhimpunan Teknik Pelayanan Kesehatan Indonesia (PTPI) dengan kolaborasi antara industri, perguruan tinggi, asosiasi, dan pemerintah daerah.
Dalam paparannya, Dr. Wisjnu menjelaskan bahwa beberapa penyakit gastro, seperti GERD, gangguan fungsional saluran cerna (FGIDs), Inflammatory Bowel Diseases (IBD), kanker kolon, dan ulkus peptikum, masih menjadi tantangan utama dalam bidang kesehatan hingga saat ini. Menurutnya, kemajuan teknologi di era Industri 4.0 membuka peluang besar untuk mengatasi tantangan ini, dengan memanfaatkan teknologi kesehatan yang dapat diakses secara luas oleh masyarakat di seluruh Indonesia.
Perkembangan diagnostik untuk gangguan gastrointestinal (saluran pencernaan) telah mengalami kemajuan luar biasa, beralih dari metode tradisional menuju pengobatan presisi yang lebih canggih secara teknologi. Evolusi ini tidak hanya meningkatkan akurasi dan kecepatan dalam diagnosis, tetapi juga memungkinkan perawatan yang lebih personal dan berpusat pada pasien. Pengobatan kini dapat disesuaikan dengan kondisi spesifik individu, memastikan bahwa setiap pasien mendapatkan terapi yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka berdasarkan profil genetik, biomarker, dan faktor kesehatan lainnya.
Selain itu, ia menjelaskan bahwa evolusi teknik diagnostik di bidang gastroenterologi telah beralih dari metode tradisional, seperti sinar-X dan CT scan, menuju teknologi yang lebih maju seperti endoskopi, PCR, dan Next-Generation Sequencing (NGS). Teknologi ini tidak hanya meningkatkan akurasi diagnosis, tetapi juga memungkinkan deteksi awal mutasi genetik pada penyakit seperti sindrom kanker kolorektal herediter.
Pemanfaatan Big Data dan kecerdasan buatan (AI) dalam diagnosis dan pencegahan penyakit gastro menjadi salah satu fokus utama dalam presentasinya. Dr. Wisjnu berharap, dengan analisis data dari rekam medis elektronik menggunakan algoritma berbasis AI, risiko penyakit gastro dapat diprediksi secara lebih akurat. Hal ini memungkinkan langkah pencegahan yang lebih proaktif, tentunya dengan tetap berada di bawah pengawasan dokter.
INAHEF 2024 menjadi wadah penting bagi para profesional kesehatan, pemerintah, dan industri untuk bersama-sama mencari solusi inovatif dalam meningkatkan pelayanan kesehatan di Indonesia.