Apa Itu Melena?

Melena adalah istilah medis yang merujuk pada kondisi dimana feses berwarna hitam dan lengket akibat perdarahan pada saluran cerna. Perdarahan biasanya terjadi di bagian atas saluran cerna yang meliputi mulut, kerongkongan, lambung, dan duodenum (bagian pertama usus kecil). Namun, dalam beberapa kasus perdarahan di colon ascending (bagian pertama usus besar) juga dapat mengakibatkan melena.

Melena berbeda dengan hematochezia yanga merujuk kepada darah segar di dalam feses yang menyebabkan feses berwarna merah muda atau merah marun. Pada hematochezia darah berasal dari saluran cerna bagian bawah, seringkali terjadi dari perdarahan rectuml sampai anus seperti hemorrhoid atau wasir.

Royalty Free Defecating Clip Art, Vector Images & Illustrations - iStock(Sumber gambar: Medical News Today, 2023)

Penyebab Melena
Melena terjadi akibat kerusakan pada lapisan saluran cerna bagian atas, pembengkakan pembuluh darah, atau gangguan perdarahan yang disebabkan oleh beberapa kondisi seperti:
– Peptic ulcer (ulkus peptikum) yang ditandai dengan adanya luka terbuka di lambung atau usus kecil. Peptic ulcer dapat disebabkan oleh infeksi Helicobacter pylori; penggunaan aspirin atau obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID) secara kronis (berlebihan dalam jangka panjang).
– Kerusakan pada saluran cerna, seperti:
1. Mallory-weiss tears (robekan atau luka dan perdarahan yang terjadi di kerongkongan bagian bawah, umumnya disebabkan oleh muntah berlebihan).
2. Produksi asam lambung yang berlebihan. Penyakit refluks gastroesofageal (GERD) dapat menyebabkan peradangan parah pada kerongkongan yang dikenal sebagai erosive esophagitis, yang dapat menyebabkan ulserasi (luka) dan perdarahan.
3. Pembentukan tumor, termasuk adenokarsinoma, karsinoma sel skuamosa, tumor karsinoid, dan lipoma.
– Pembengkakan pembuluh darah atau varises, juga dapat menyebabkan pendarahan saluran pencernaan bagian atas.

Apa saja gejala melena?
Melena ditandai dengan beberapa gejala, seperti:
– Feses berwarna hitam legam (pekat)
– Tekstur feses lengket
– Feses berbau busuk
– Nyeri pada perut
– Muntah darah atau hematemesis

Diagnosis melena
Dokter akan melakukan anamnesis mengenai riwayat medis dan pemeriksaan fisik. Dokter juga akan melakukan beberapa pemeriksaan untuk memastikan penyebab melena, seperti:
– Pemeriksaan feses, tes darah, dan tes napas untuk memeriksa tanda-tanda infeksi. Termasuk infeksi pylori
– Esofagogastroduodenoskopi (EGD), merupakan prosedur yang digunakan untuk memeriksa saluran cerna bagian atas dan menemukan sumber perdarahan, serta untuk mengambil sampel jaringan untuk diuji
– Rontgen atau CT scan, tes ini juga dapat membantu dokter untuk melihat robekan, obstruksi (penyumbatan), atau tumor yang menjadi penyebab melena.
– Angiogram, tes ini dilakukan untuk mencari dan menghentikan perdarahan dari arteri

Tatalaksana melena
– Obat-obatan
Proton pump inhibitors (PPI) misalnya esomeprazole atau pantoprazol yang membantu mengurangi produksi asam. PPI bersama dengan antibiotik juga dapat digunakan untuk mengobati infeksi H.pylori.
– Endoskopi
Prosedur endoskopi dilakukan untuk mengobati penyebab perdarahan.
– Transfusi darah
Transfusi darah dilakukan apabila pasien kehilangan banyak darah.
– Pembedahan
Pembedahan dapat digunakan untuk memperbaiki robekan pada lapisan lambung atau usus pasien. Pembedahan mungkin dilakukan untuk mengangkat sumbatan atau tumor pada saluran cerna.


Artikel ini telah ditinjau ulang oleh dr. Virlly Nanda Muzellina, SpPD, K-GEH

Sumber:
Osmosis from Elsevier. Melena: What is it, Causes, Symptoms, Bleeding, Treatment, and More. Retrivied from: https://www.osmosis.org/answers/melena.
IDN Medis. Melena: Penyebab – Gejala dan Cara Mengobati. Disunting dari https://idnmedis.com/melena#idnmedis_ref
Kompas Health. (2021). Melena. Disuting dari https://health.kompas.com/penyakit/read/2021/11/15/141200168/melena#google_vignette

Sumber gambar:
Viktoriia M1 (ilustrasi pada cover)
luciafoxdesign (ilustrasi pada cover)
Medical News Today. 8 Causes of yellow stool: What it means, treatment, and more. Retrivied from: https://www.medicalnewstoday.com/articles/323147

Bagikan: