Menilai Kondisi Kesehatan dari Durasi dan Aroma Kentut

 

Kentut, atau dalam bahasa ilmiahnya biasa disebut flatus, merupakan salah satu bagian normal dari pencernaan dan menunjukkan adanya aktivitas bakteri di usus. Kentut dapat pula menjadi penanda kondisi kesehatan. Contohnya pada pasien usai operasi, kentut menunjukkan sistem tubuh telah kembali seperti semula.

Konsultan saluran cerna RSUPN Cipto Mangunkusumo (RSCM), Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, menyampaikan bahwa durasi dan aroma kentut dapat menunjukkan kondisi kesehatan seseorang. Kentut umumnya terjadi 14 kali pada orang sehat. Durasi kentut yang tidak biasa dapat menunjukkan adanya perubahan dalam pola makan. Asupan pangan yang kurang serat, vitamin, dan mineral berisiko menyebabkan orang tidak bisa kentut sehingga menyebabkan perut terasa kembung. Mengonsumsi makanan yang minim nutrisi juga bisa menyebabkan terlalu banyak kentut, akibat ketidakmampuan sistem pencernaan mengolah asupan.

Terkait aroma kentut, dr. Ari menyebutkan bahwa semakin busuk aroma kentut, semakin besar pula kemungkinan adanya gangguan dalam sistem pencernaan. Kentut yang tersusun dari 59% Nitrogen, 21% Hidrogen, 9% Karbondioksida, 7% Metana, dan 4% Oksigen seharusnya tidak berbau. Aroma pada kentut berasal dari bakteri yang menghasilkan metana atau hidrogen sulfida, dan makanan yang tinggi serat atau mengandung sulfur.
Agar sistem pencernaan terjaga dan dapat kentut dengan normal, pastikan untuk selalu menjaga asupan pangan kalian ya, sobat PEGI!

Salam sehat.

Sumber:
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-4335012/kondisi-kesehatan-bisa-dilihat-dari-durasi-dan-aroma-kentut
Ilustrasi: freepik.com

Bagikan: